Orientasi Mahasiswa Baru (Osmaru)
Ga kerasa masa osmaru S1 di UNS belum semua sudah selesai, akan tetapi saya masih sering juga menjumpai beberapa mahasiswa masih mengenakan jaket almamater berkeliaran dikampus, mungkin saja mereka adalah mahasiswa diploma yang masih melaksanakan osmaru, ada juga yang menamakan expo, entahlah. OSMARU, pasti sudah pada tau semua kan? kata ini merupakan singkatan dari Orientasi Mahasiswa Baru, dulu istilahnya OSPEK merupakan singkatan dari Orientasi Studi PEngenalan Kampus. Osmaru adalah suatu kegiatan penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi
Yang jelas, menurut mereka yang menjadi pembina ataupun panitia (senior), ospek bertujuan positif, kegiatan ini diprogram sebagai alat pembentukan mental “manusia-manusia asing” yang baru saja masuk kedalam satu institusi sehingga mereka menjadi mahluk yang “akrab” dengan rasa hormat terhadap “senior”. Ya saya juga pernah mengalami hal ini ketika baik ketika masuk ke SMP maupun ketika masuk ke kampus tercinta ini pertama kali.
Pertama kali saya mendengar istilah ospek pada saat saya masuk SMP, yang terbayang dalam pikiran saya pada saat itu adalah senioritas. Ya, ospek dalam mata saya adalah suatu penggemblengan yang melibatkan kakak-kakak yang lebih dulu masuk ke sekolah, dengan proses yang macam-macam anehnya, berbagai tugas yang kadang gak jelas tujuannya, dan baju yang aneh kelihatannya. Ospek adalah menyeragamkan, belum apa-apa kita sudah diberi daftar barang yang harus kita pakai dan gunakan setiap hari selama masa “penggemblengan” dan kita dipaksa mengikuti apa yang diperintahkan sang senior, apapun alasannya. Kalau tidak, hukum! capek deh…
Itu dulu lho ya… beda dengan sekarang… sepanjang pengamatan saya, pelaksanaan osmaru sekarang ini sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, tidak ada pembinaan yang bersifat militeristik dan lain-lain, para mahasiswa baru hanya duduk-duduk ndengerin pimpinan fakultas dan para mahasiswa yang mewakili suatu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang menjelaskan tentang dunia perkuliahan, baik dari sisi akademis maupun sampe kegiatan yang lain, dll. Kalopun ada yang mbentak-mbentak ya wajarlah… sedikit kok 😀 pokoknya hilangkan osmaru yang penuh kekerasan! setuju?
Saya sangat tidak setuju dengan pelaksanaan osmaru pada tingkat apapun dimanapun kapanpun selama ia masih bersifat militeristik, penyeragaman dan sistem komando vertikal (dari atas kebawah, dari senior ke junior), ia tidak akan memberikan efek apapun dan tidak berbanding lurus dengan peningkatan kualitas mahasiswa dan universitas. Kalaupun ada peningkatan, maka ia adalah peningkatan berbasis ketakutan. Karena itu, sifatnya sementara dan tidak stabil.
Dan biasanya nih (berdasarkan pengamatan saya) di universitas itu ada 3 tipe mahasiswa yang terbentuk setelah masa osmaru ada yang study orientied, organisasi orientied, atau tidak kedua2nya (biasa-biasa aja). Nah kamu termasuk yang mana ? jawab sendiri deh… 🙂 Terakhir, saya hanya ingin mengucapkan : Selamat datang maru!