Kembali Suci
Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa barakatuh…
Kabarnya, urusan meminta maaf adalah perkara mudah. Jika sadar telah melakukan kesalahan, kita tinggal meminta maaf kepada yang dirugikan. Beres perkara. Tapi benarkah begitu? Lalu bagaimana jika kita berada di pihak yang dirugikan? Apakah kita bakal mudah memaafkan orang yang pernah punya kesalahan pada kita?
”Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah” Ungkapan ini sering kita dengar. Artinya kurang lebih memberi lebih baik daripada meminta atau menerima. Dan ini mestinya diterapkan dalam segala hal, termasuk soal maaf. Menjelang Hari Raya ‘Idul Fitri, inbox ponsel dan email kita kerap dihujani SMS dan surat permohonan maaf. Dari teman, kerabat, dan handai taulan di sekeliling kita. Mayoritas dari isinya, hampir dipastikan : “meminta maaf”. Lalu, kalau semua orang meminta maaf, lalu siapa yang mau memberi?
Andai saja, di hari yang suci ini, kita semua menabur dan menebar maaf, maka, tampaknya, tak perlu lagi ada orang yang meminta maaf. Dengan memberi maaf, kita membersihkan kotoran-kotoran dendam dan amarah yang terpendam dalam hati kita. Memberi maaf juga melepas semua simpul-simpul yang bakal memberatkan perjalanan orang lain dan mungkin kita sendiri kembali ke tempat yang paling fitrah, suci, dan lebih mulia, di akhirat kelak… Semoga bermanfaat. Wa Billahi taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullah wa barakatuh.